( HIKMAH ) SUARA HATI PECINTA ROSULULLAH SAW -
Rindu kami padamu ya Rasul...Rindu tiada terperi,.....Berabad jarak
darimu ya Rasul.....Serasa engkau di sini, Mendengar lagu itu, tiba-tiba
saja aku jadi teringat peristiwa yang belakangan membuat
heboh seluruh dunia. Umat Islam seolah dibangunkan dari tidurnya,
akibat pembuatan dan publikasi kartun Nabi Muhammad Saw. Mereka berunjuk
rasa, memprotes, bahkan melakukan boikot atas kartun-kartun yang
menghinakan Nabi Muhammad Saw. Sekarang, aksi-aksi protes itu memang
sudah mereda. Tapi, apakah peristiwa ini meninggalkan bekas di hati
kita, untuk lebih mencintai Rasulullah dan menghayati ajaran-ajarannya?
Selama ini, kita mengenal sosok Rasulullah dari kisah-kisah seputar
dirinya, sebagai sosok manusia istimewa, pemimpin umat, suami, ayah,
kakek, bahkan pengusaha yang sungguh berakhlak mulia.
Tetapi,
sudahkah kita berusaha mengamalkan dan mencontoh sikap-sikapnya yang
sangat terpuji, sehingga cinta kita pada Rasulullah bukan sekedar cinta
buta, tapi cinta yang melahirkan ketaatan pada Allah Swt dan sikap mulia
dalam kehidupan kita sehari-hari?
Pantaskah aku mengatakan
mencintai Rasulullah kalau dalam keseharianku, aku sering melanggar
nasehat-nasehatnya? Kadang karena pekerjaan yang menumpuk, aku sengaja
mengulur-ulur waktu sholat, kadang aku malas banyak membaca Al-Quran dan
sholat malam seperti yang dianjurkannya, malas diajak bersilatuhrahmi,
malas berpuasa sunnah seperti yang diamalkannya, belum lagi sifatnya
yang welas asih bahkan terhadap musuhnya, sabar, pemaaf, sederhana,
jujur, amanah, adil dan gemar bersedekah meski dalam keadaan sulit
sekalipun dan masih banyak hal-hal yang kelihatannya sepele tapi
sebenarnya merefleksikan sejauh mana aku mengenal dan mencintai
Rasulullah.
Belum lagi sunnah utamanya yakni berdakwah,
mengajak orang lain beribadah, menjauhkan orang lain dari maksiat dimana
tantangan zaman terasa menyesak karena sudah diluar kelaziman. Padalah
manusia turut mengikuti profesi utama idolanya, ada yang menjadi artis,
ada yang menjadi olahragawan, kesamaan hobies model rambut, sungguh jauh
tipu daya setan di zaman ini.
Aku kembali teringat sebuah buku
yang pernah aku baca tentang keagungan Rasulullah. Dalam buku itu
disebutkan bahwa kecintaan pada Rasulullah adalah cerminan kecintaan
pada Alloh. Dan Alloh memperkuatnya dalam firman-firmannya;
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah... "(al-Hasyr: 7)
"Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati
Allah. Dan barang siapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka kami
tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (an-Nisaa: 80)
"Sesungguhnya pada Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagimu,
bagi orang-orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan hari
akhirnya, serta mengingat Allah sebanyak-banyaknya." (al-Ahzab: 21)
Ah... ternyata kecintaanku pada Rasulullah selama ini cuma di
permukaannya saja, tapi aku masih belum mampu memahami makna cinta itu.
Aku belum bisa mengamalkan dan mencontoh perilakunya yang sangat mulia
dalam kehidupan keseharianku.
Ya... Alloh, ampunilah hambamu
yang lemah dan hina ini. Beri hamba hidayah dan kemudahan untuk menjadi
umatmu yang berakhlak mulia, semulia manusia pilihamu Muhammad Saw.